"Satuan Karya Wira Kartika Kodim 0703 Cilacap...Kami Bukan Yang Terhebat, Tapi Kami Yang Terlatih"

Seputar Cilacap

Polres Gelar Latihan Menembak
 MAOS-Polres Cilacap menggelar latihan menembak di lapangan tembak milik Polres Cilacap di Maos, Rabu (6/10). Pelatihan dibuka Kapolres Cilacap AKBP Edy Swasono dan diikuti sejumlah perwira dari jajaran Polres Cilacap dan Mapolsek se-Cilacap.
    Latihan menembak menggunakan berbagai jenis pistol seperti jenis CPPS, Taurus, Cobra, S&W, Detektif, MB, Cop dan R1V1 Pindad. Sedangkan peluru yang digunakan kaliber 38 SP MU-6TJ buatan PT Pindad.
    Jarak tembak yang digunakan untuk latihan yakni 10 meter, 15 meter dan 25 meter. Kapolres Cilacap yang mendapat kesempatan pertama bersama dengan sejumlah perwira dari jajaran Polres Cilacap dan sejumlah Kapolsek untuk melakukan tembakan berjalan mulus.
    Bidikan pistol dari tangan Kapolres Cilacap ke papan sasaran nampak mulus dengan bekas peluru yang menembus lingkaran angka 9 dan 10. Demikian juga para perwira seperti Kapolsek Kroya AKP Edy Purwanto yang mampu membidikan peluru dari pistolnya yang mengarah pada lingkaran 9 dan 10.
    Tidak mau ketinggalan sejumlah perwira juga mampu menembakan peluru pada sasaran yang tepat. Pelatihan dilanjutkan untuk semua anggota polisi yang sudah mengantongi izin memegang senjata baik pistol maupun laras panjang.
    Ditemu usai latihan AKBP Edy Swasono menjelaskan, pelatihan menembak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam menggunakan senjata api serta untuk kesiapsiagaan anggota Polri. “Pelatihan ini untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan anggota dalam penguasan senjata api,”katanya.
    Edy mengakui eskalasi keamanan dan ketertiban yang terus meningkat sejak adanya perburuan teroris dan aksi kejahatan yang menggunakan senjata api membuat anggota polisi dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
    “Yang utama dalam latihan adalah keselamatan dan mematikan lokasi latihan aman dari aktivitas warga,”kata dia.
    Lebih jauh Edy mengingatkan kepada anggotanya, kemampuan dan kemahiran anggota polisi dalam pengusaan senjata api akan sangat membantu kelancaran tugas-tugas di lapangan.
    “Eskalasi kantibmas baik secara nasional maupun daerah menuntut kita untuk terus waspada. Hal itu bisa dibaca dari kasus-kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini mengarah kepada penyerangan anggota polisi,” tandas Edy.

ALARM KAPAL MATI
Dugaan Penyebab Tumpahan Minyak 
CILACAP – Ini dia kabar terbaru tentang tumpahnya Midle Fuel Oil (MFO) ke perairan Cilacap. Ternyata saat pengisian, diduga peralatan yang ada di dalam kapal MT Allishia 17 tiba-tiba macet dan tidak berfungsi maksimal. Hal inilah yang diduga kuat menjadi penyebab tumpahnya MFO ke perairan Cilacap.
Kendati ada peralatan yang ngadat, Administratur Pelabuhan (Adpel) Cilacap belum memutuskan kapal MT Allishia 17 yang bersalah. Namun Adpel lebih memilih untuk memaparkan kondisi yang terjadi pada Sabtu (2/10) malam yang membuat MFO mencemari perairan Cilacap.
Kepala Seksi KPLP Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap Hari Widyanto meuturkan, sebenarnya saat pengisian sudah dilakukan sesuai dengan standar operasi prosedur. Namun tidak diketahui penyebabnya, saat dilakukan pengisian hidrolik dan alarmnya tidak berfungsi dengan baik. “Ada peralatan yang tidak berfungsi pada kapal,” tandasnya.
Seharusnya jika sudah penuh maka alarm berbunyi. Seperti umumnya kapal tanker, didalam ruang kapal yang digunakan untuk mengangkut BBM memiliki beberapa kompartemen. Kompartemen ini adalah sekat-sekat pada ruangan tempat Bahan Bakar Minyak (BBM). Dimungkinkan ketika sebuah kompartemen yang diisi sudah penuh tidak ada alarm sehingga tidak sempat dilakukan pemindahan BBM ke komparteman lain.
Kapal ini sampai kemarin belum bisa meninggalkan Cilacap karena surat-suratnya ditahan Adpel. Namun pengamanan surat-surat ini bukan karena Adpel memvonis kapal tersebut yang bersalah, tetapi karena keinginan nelayan dan agar persoalan ini diselesaikan lebih dahulu.
Keberadaan kapal tersebut di dermaga Pertamina kemarin sempat dipersoalkan karena mengganggu arus keluarnya BBM dari pertamina, karena salah satu dermaganya digunakan untuk sandar. Untuk itu, kemarin diadakan pembicaraan yang intinya, nelayan dimintai persetujuan agar kapal tersebut berjangkar di perairan Cilacap karena dermaga akan dipakai untuk sandar kapal lainnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Atas Munandar menjelaskan, tidak ada persoalan kapal tersebut digeser ke perairan dalam dan berjangkar asal masih dalam wilayah perairan Cilacap. “Tetapi kami minta kepada Adpel untuk tidak mengeluarkan surat jalan sampai kapal tersebut memberikan semacam tali asih kepada nelayan karena sudah mencemari lingkungan tempat nelayan menggantungkan hidupnya,” ujarnya.
Sementara itu Dampak tumpahnya MFO ke Perairan Cilacap terhadap lingkungan hidup hingga kini belum diketahui secara pasti. Badan lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Cilacap bakal melakukan uji labotarorium terkait dengan kualitas perairan Cilacap pasca tumpahan tersebut.
“Uji kualitas air ini sangat kita butuhkan. Dimana uji kualitas air ini dilakukan terhadap perairan-perairan yang kemarin terkena tumpahan MFO,” ujar Sekretaris BLH Kabupaten Cilacap Chrisna Setyowati kepada Radarmas kemarin.
Ditandaskannya, uji kualitas air ini dilakukan di Balai Besar Teknologi Pengendalian Pencemaran Industrial (BBTPPI) dengan mengambil sampel air yang terkena tumpahan. Menurutnya butuh waktu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya. “Jadi kami belum bisa berbiacara dampak terhadap lingkungan sebelum ada hasil uji laboratorium,” tandasnya.
Yang telah dilakukan saat ini baru sebatas melakukan pemantauan visual (yang tampak). BLH bersama Pertamina dan nelayan, Senin (4/10) sore melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi. Dan sudah tidak ditemukan adanya minyak di perairan. Minyak yang tumpah sudah ditangani dan dibersihkan.
Hingga kemarin, Pertamina belum bisa memastikan volume minyak yang tumpah di perairan Cilacap. “Kita belum menghitung secara pasti. Tetapi pasti nanti ada perhitungan terhadap tumpahan minyak itu,” terang Public Relation Section Head Pertamina Refinery Unit (RU) IV Kurdi Susanto kemarin.
Pertamina lebih memilih bicara tentang pembersihan pantai yang dilakukan bersama-sama dengan nelayan. Menurutnya, lingkungan hidup menjadi tanggungjawab bersama. Ketika ada tumpahan minyak, pertamina bersama-sama dengan nelayan melakukan pembersihan. 
Nelayan yang membantu pembersihan akan mendapatkan honor. Namun sampai kemarin belum diketahui secara pasti jumlah yang akan diberikan kepada nelayan. Pertamina sampai sekarang masih dalam taraf validasi data mereka yang bekerja membersihkan pantai.
Terpisah, Lembaga lingkungan hidup milik NU, Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup (GNKL) PC NU Cilacap minta agar Pertamina transparan. “Kita berharap Pertamina sebagai perusahaan nasional harus menyikapi hal ini dengan profesional. Persoalannya tumpahan minyak pasti akan menyebabkan pencemaran yang membahayakan bagi lingkungan hidup,” kata Ketua GNKL Cilacap Drs Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, seringnya terjadi minyak yang tumpah membuat perairan Cilacap rawan terhadap pencemaran. Selain akan mengancam habitat air, pencemaran tersebut juga memunculkan persoalan polusi.
Seperti diketahui, Sabtu (2/10) malam MT Allisha 17 loading (diisi) MFO dari pertamina. Tiba-tiba kapal minta agar pemompaan MFO dihentikan pada saat pengisian MFO baru mencapai 14.000 atau belum penuh sesuai permintaan. Saat penghentian itulah MFO mengalir di perairan Cilacap.
  
Minyak Tumpah di Laut Cilacap
CILACAP - Perairan laut kawasan Area 70 Cilacap, Sabtu (2/10) malam kembali tercemar. Tumpahan minyak yang diduga jenis Midle Fuel Oil (MFO), terlihat mencemari perairan. Sebarannya mencapai radius sekitar 3 kilometer dari perairan Area 70 hingga perairan Sapuregel.
Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, tumpahan minyak terlihat sekitar pukul 21.46. “Awalnya saya mencium bau yang sangat menyengat. Saya kira itu bau solar yang berasal dari kapal eks trawl yang sedang mengisi BBM,” kata sumber Radarmas yang minta tidak disebut namanya.
Sumber yang saat itu sedang memancing ikan di sekitar lokasi kejadian menuturkan, saat akan mengganti umpan di kailnya, ternyata mata kail dan senar yang dipakainya untuk memancing, sudah dipenuhi cairan minyak.
“Saya kaget. Begitu memegang mata kail, ternyata tangan saya glopotan minyak (dipenuhi minyak, Red),” kata sumber tersebut. Karena penasaran, dia berusaha melihat ke sekitarnya. “Ternyata di sekitar tempat saya memancing, memang dipenuhi tumpahan minyak. Saya pikir itu pasti tumpahan minyak dari Pertamina. Kalau dari kapal tidak mungkin sebanyak itu. Kelihatannya juga sangat tebal,” kata dia.
Sumber tersebut akhirnya memutuskan pulang bersama tiga temannya yang sama-sama memancing di lokasi tersebut. “Percuma saja saya teruskan memancing karena tidak mungkin dapat ikan,” ujar sumber tersebut dengan wajah kesal.
Petugas Pertamina Refinery Unit (RU) IV yang menerima informasi tersebut langsung melakukan antisipasi untuk mencegah penyebaran minyak. Berdasarkan pantauan Radarmas hingga pukul 13.00, sejumlah petugas dari Pertamina RU IV masih melakukan pembersihan sampah yang dimungkinkan terkena tumpahan minyak.
Public Relation Section Head Pertamina RU IV Kurdi Susanto saat dikonfirmasi Radarmas mengatakan, peristiwa itu bermula ketika MT Allisha 17 sedang mengangkut MFO dari Area 70 sekitar pukul 21.27. Menurut Kurdi, rencananya MT Allisha 17 hendak mengangkut 20 ribu ton MFO.
“Tapi baru sampai 14 ribu ton, ada permintaan dari kapal agar pompa pengisian dihentikan. Padahal seharusnya, penghentian pompa baru dilakukan jika muatan sudah mencapai 80 persen,” kata Kurdi. 
Tentang penyebab permintaan penghentian pengisian, Kurdi belum bersedia menjelaskan secara rinci. “Itu yang akan kami selidiki lebih lanjut. Kami belum bisa menjelaskan sekarang,” tegasnya. 
Dia menjelaskan, tumpahan minyak yang menyebar ke laut dimungkinkan berasal dari jeda penghentian pompa. “Menghentikan pompa pengisian ke kapal tanker tidak semudah menghentikan pompa di pom bensin. Kalau penghentian pompa pengisian ke kapal tanker, butuh waktu. Sehingga tidak mungkin saat itu ada permintaan penghentian, saat itu juga langsung stop,” ujar Kurdi, tanpa merinci berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan pompa.
Menurut dia, kejadian tersebut sampai kemarin masih dalam penyelidikan administrator pelabuhan (Adpel) Cilacap untuk memastikan penyebab kejadian. “Tanpa harus menunggu siapa yang salah dalam kejadian ini, kami dari Pertamina sudah proaktif karena kami peduli terhadap kelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Dia menambahakn, Pertamina langsung melakukan pembersihan di sekitar perairan yang terkena cemaran minyak dengan penyemprotan dispersant dan absorbvent. “Sampah-sampah yang dimungkinkan terkena tumpahan minyak kami jaring dan dikirim ke pelabuhan untuk bahan pengamatan,” tandanya.
Puluhan nelayan, kemarin siang terlihat memadati lokasi kejadian. Beberapa diantaranya mengaku terpaksa libur melaut karena jaringnya terendam cairan minyak. Pemkab Cilacap sendiri, sampai kemarin sore belum bersikap.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Cilacap Drs H Suyono ketika dihubungi melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Sri Murniati ST, belum bersedia berkomentar terkait langkah yang telah dan akan dilakukan BLH terkait perstiwa tersebut.
“Kami belum bisa berkomentar karena kejadian ini masih dalam proses penyelidikan. Hari Senin saja, kami akan memberikan keterangan,” elak Murni ketika dihubungi melalui ponselnya. 
  
PSCS WIJAYA KUSUMA CILACAP
*)Kalahkan PSS Sleman 2-0
    CILACAP
– Setelah memetik kemenangan dalam dua uji coba sebelumnya, PSCS Cilacap berhasil mengakhir rangkaian uji coba di kandang dengan sempurna.
    Dalam pertandingan uji coba terakhir yang digelar di Stadion Wijayakusuma Cilacap, kemarin (6/10), tim besutan Agus Riyanto ini berhasil mengalahkan sesama tim Divisi Utama PSS Sleman dengan skor 2-0 (1-0).
    Dengan keberhasilam menyapu bersih tiga kali pertandingan uji coba di kandang, kontra tim-tim Divisi Utama, meski hanya berstatus sebagai debutan PSCS membuktikan bahwa mereka layak bersaing di Divisi Utama.
    Dalam laga tersebut, dua striker PSCS menjadi pahlawan kemenangan skuad berjuluk Laskar Nusakambangan tersebut atas PSS. Gol pertama diceploskan oleh striker impor asal Korea Selatan Jun Jin, pada menit ke 36, memanfaatkan bola muntah, yang gagal ditangkan dengan sempurna oleh penjaga gawang PSCS Gerry.
    Gol yang dicatak Jun Jin tersebut, merupakan gol ketiga pemain yang sebelumnya merumput di Singapura tersebut dalam tiga kali uji coba. Dalam laga tersebut Jun Jin juga kurang fit, karena mengalami cedera di kakinya.
    Sedangkan gol kedua dicetak oleh striker pengganti Ibrahim, yang masuk di babak kedua menggangikan Jun Jin, pada menit ke 86. Gol tersebut dicetak striker asal Sragen tersebut menanfaatkan bola pantul dari gawang, hasil sepakan striker yang sedang dicoba PSCS Iqbal.
    Meski berhasil menang dalam laga tersebut, sejatinya PSCS tampil lebih buruk dibandingkan pertandingan uji coba sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh pelatih PSCS Agus Riyanto.
    “Secara hasil saya cukup puas karena anak-anak berhasil menang atas PSS. Namun, secara permainan saya lihat anak-anak cenderung menurun dibandingkan sebelumnya. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami selanjutnya,” kata pelatih asal Semarang ini seusai laga.
    Apalagi dalam laga tersebut, M Fatchul dkk kerap kehilangan bola dan lambat dalam menutup pergerakan lawan. Absennya Mahop Guy di lini belakang dinilai Agus menjadi lubang besar bagi pertahana skuad berjuluk Laskar Nusakambangan tersebut.
    Lewat hasil tersebut, Agus melihat skuad besutannya masih memiliki inkonsitensi permainan. “Anak-anak masih belum bisa mempertahankan permainan terbaiknya. Ini harus diatasi sebelum kompetisi,” tambahnya    .
Terkait dua pemain depan yang sedang dijajal PSCS dalam laga tersebut, yakni eks Pro Duta Jaja Hidayat dan eks Persikad Depak Iqbal, Agus mengaku kualitasnya masih dibawah pemain PSCS yang sudah ada. “Dari dua pemain tersebut, hanya Iqbal yang kualitasnya bagus. Sedangkan Jaja, menurut saya masih kurang,” tambahnya.
    Sementara itu manajer PSS Rusmadi mengatakan, meski kalah dari PSCS, dirinya tidak terlalu kecewa. Sebab, permainan Agus Grandong dkk dalam laga tersebut dinilai sudah jauh lebih membaik dibandingkan sebelumnya.“Tim kami hanya kalah stamina dibandingkan PSCS. Apalagi kami baru saja mengalami pergantian pelatih,” katanya

KLUB SEPEDA,
"NUSAKAMBANGAN CYCLING COMMUNITY". 
        NCC (Nusakambangan Cycling Community) adalah tempat berkumpulnya para penggemar bersepeda. Awal mula hadirnya NCC karena minat pecinta sepeda khsusnya pelajar smk n 2 cilacap yang ingin menghidupkan kembali Bersepeda Kesekolah yang mungkin pada saat ini sudah sedikit pecinta sepeda maupun anak pelajar yang berangkat sekolah naik sepeda.Pada awal berdirinya NCC tanggal 12 Maret 2008 mempunyai anggota lebih dari 40. Nah ditahun 2010 ini, NCC yang berada Komando Didi Margiyanto (Ketua NCC), sekarang bisa berevolusi yang awalnya beranggotakan putra semuanya sekarang bisa menggaet personil putri dari masing-masing pecinta sepeda dari sekolah yang ada di Cilacap. 











 Gmb: Ketua Nusakambangan Cycling  Communiy













Gmb : Foto Sebagian Anggota NCC CILACAP
Selengkapnya ..